Hari yang dirayakan sebagai simbol kasih
sayang ini bermula dari Festival Lupercalia yang berlangsung di jaman
kerajaan Romawi, sekitar abad ke-3. Festival yang berlangsung setiap
13-18 Februari ini diawali dengan persembahan untuk dewi cinta Juno
Februata.
Tepat pada 14 Februari, para pemuda akan
mengundi nama-nama gadis dari dalam kotak kaca. Gadis yang terpilih
akan menjadi pasangannya selama setahun untuk kesenangan dan objek
hiburan.
Sehari kemudian, mereka akan meminta
perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan makhluk jahat. Saat itu, para
pemuda akan melecut para gadis dengan kulit binatang. Mereka percaya
lecutan itu akan meningkatkan kesuburan para gadis.
Festival iti tak jarang membuat banyak
pasangan saling jatuh cinta, berpacaran, dan akhirnya menikah. Dalam
perkembangannya, penguasa dan para tokoh agama setempat mengadopsi
upacara ini dengan nuansa Kristiani seiring masuknya Kristen Katolik
sebagai agama kerajaan.
Saat Romawi terlibat peperangan, efek
festival itu membuat Kaisar Claudius II, yang berkuasa saat itu,
kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat pasukan perangnya. Banyak
pemuda yang berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya.
Atas kondisi itu, Claudius II akhirnya
memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di
Romawi. Kebijakan ini rupanya mendapat pertentangan dari salah satu
pastor setempat bernama Valentine.
Konon, Claudius II pun murka melihat
Valentine diam-diam tetap menikahkan pasangan yang jatuh cinta. Sang
kaisar segera memerintahkan pengawal kerajaan untuk menangkap Valentine
dan memenggalnya. Valentine meninggal tepat 14 Februari tahun 270
Masehi.
Demi mengenang perjuangan Santo
Valentine, tokoh agama mengganti nama festival Lupercalia dengan
festival Valentine. Dalam perkembangannya, 14 Februari menjadi momentum
sakral bagi para pria untuk memilih gadis yang hendak dijadikan pasangan
hidupnya.
Meski tak diketahui apakah legenda ini
benar atau tidak, tapi ini adalah penjelasan yang tepat versi Kristen
atas yang terjadi pada Lupercalia.*vivanes.com
Di kehidupan modern, Valentine
diabadikan sebagai hari kasih sayang. Di Amerika Serikat, kartu
Valentine pertama yang diproduksi secara massal oleh Esther A Howland
pada 1847. Di Jepang, Valentine dianggap sebagai hari saat para wanita
memberi permen cokelat untuk pria yang mereka senangi.
Sampai saat ini hari valentine sering
dirayakan juga diindonesia oleh para remaja bahkan di tempat-tempat
hiburan sering mangadakan pesta untuk merayakan hari itu.
Tapi perlu didingat bahwa kasih sayang
tidak hanya tercurah pada hari tanggal 14 pebruari saja, namun selamanya
kita harus menyayangi dan mengasihi pasangan kita juga orang lain.
1 comments:
Gk ad jdul'a tuh, :D
komen balik punya q yaa,
Posting Komentar